Minggu, 23 Desember 2012
Kamis, 20 Desember 2012
P-1
P-1
UMUR : 4 MINGGU- 8 MINGGU
ANALISA
Kadar air max 12.0 %
Protein 18.0-20.0 %
Lemak max 4.0-7.0 %
Serat max 6.0 %
Abu max 7.5 %
Calsium min 0.9-1.2 %
phosphor min 0.6-0.8 %
Antibiotika +
Antibiotika +
BAHAN BAKU YANG DIPAKAI
Jagung,Pollard,DDGS,bungkil kedelai,
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
KG-1
KG-1
UMUR : 8 MINGGU-16 MINGGU
ANALISA
Kadar air max 10.00 %
Protein 29.0-31.0 %
Lemak max 3.0-6.0 %
Serat max 7.0 %
Abu max 4.5 %
Calsium min 2.8-3.3 %
phosphor min 1.1-1.5 %
Antibiotika +
Antibiotika +
BAHAN BAKU YANG DIPAKAI
Jagung,pollard,DDGS,bungkil kedelai,
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
CARA PEMAKAIAN
KG-1 30 %
Jagung 48 %
Katul 22 %
Senin, 17 Desember 2012
KLW-36
KLW-36
PT.WONOKOYO JAYA CORPORINDO |
UMUR :20 MINGGU-52 MINGGU
ANALISA
Kadar air max 10.00 %
Protein 34.0-36.0 %
Lemak max 4.0-7.0 %
Serat max 6.0 %
Abu max 33.0 %
Calsium min 10.0-11.0 %
phosphor min 1.0-1.5 %
Antibiotika +
Antibiotika +
BAHAN BAKU YANG DIPAKAI
Pollard,CGM.DDGS,bungkil kedelai,
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
rapeseed,copra meal,tepung daging dan tulang,tepung bulu,biji batu,
CPO,vitamin dan mineral
CARA PEMAKAIAN
Klw-36 35 %
Jagung 50 %
Katul 15 %
Minggu, 16 Desember 2012
FF-1N
FF-1N
PAKAN AYAM PEDAGING
(UMUR 0-PANEN)
Kadar Air max 13 %
Protein 21-23 %
Lemak min 5 %
Serat max 4 %
Abu max 6.5 %
Calsium min 0.9-1.2 %
Phosphor min 0.7-0.9 %
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
jagung,dedak,glutan jagung,pollard,tepung ikan,tepung daging dan tulang,bungkil kedelai,
bungkil kacang tanah,bungkil biji bijian,minyak,
calcium fosfat,methionin,lysin,vitamin dan mineral
BR-2
BR-2
PT.WONOKOYO JAYA CORPORINDO |
UMUR : 22 HARI- DIPOTONG
ANALISA
Kadar air max 12.00 %
Protein 18.0-20.0 %
Lemak max 5.0-8.0 %
Serat max 5.0 %
Abu max 7.5 %
Calsium min 0.9-1.2 %
phosphor min 0.6-0.8 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Jagung,katul,pollard,CGM.DDGS,bungkil kedelai,
rapeseed,tepung daging dan tulang,CPO,tepung batu,vitamin dan mineral
rapeseed,tepung daging dan tulang,CPO,tepung batu,vitamin dan mineral
Jumat, 14 Desember 2012
CP 510
CP 510
PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA |
(PRE-STARTER)
ANALISA
Kadar air max 13.00 %
Protein 22.0-23.0 %
Lemak max 5.00 %
Serat max 5.00 %
Abu max 7.00 %
Calsium min 0.90 %
phosphor min 0.60 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Jagung,dedak,tepung ikan,bungkil kedelai,
bungkil
kelapa,tepung daging dan tulang,pecahan gandum,bungkil kacang
tanah,tepung,daun,canola,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
CARA-CARA PENGGUNAAN
Diberikan pada anak ayam pedaging umur 1-7 hari atau 10 hari
SS-36 RED
SS-36 RED
PT.CJ FEED JOMBANG |
KONSENTRAT PAKAN AYAM PETELUR PRODUKSI
Kadar Air max 10 %
Protein 35-37 %
Lemak min 4 %
Serat max 8 %
Abu max 35 %
Calsium min 10-12 %
Phosphor min 1.1-1.5 %
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Glutan jagung,pollard,tepung ikan,tepung daging dan tulang,bungkil kedelai,
bungkil kacang tanah,bungkil biji bijian,minyak,
calcium fosfat,methionin,lysin,vitamin dan mineral
PERBANDINGAN CAMPURAN
-Jagung 50 %
-Dedak 17 %
SLC 24-36
SLC 24-36
PT.CHAROEN PHOKPHAND INDONESIA |
KONSENTRAT TEPUNG AYAM PETELUR DEWASA
Kadar Air max 12.0 %
Protein 34.0-36.0 %
Lemak min 3.0 %
Serat max 8.0 %
Abu max 30.0 %
Calsium min 10.0 %
Phosphor min 1.1 %
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Tepung ikan,bungkil kedelai,bungkil kelapa,tepung daging
dan tulang,pecahan gandum,bungkil kacang tanah,canola,
tepung daun,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral
CARA-CARA PENGGUNAAN
Diberikan setelah produksi telur mencapai 2% sampai usia 50 minggu
(puncak produksi telur) dengan perbandingan:
-Jagung 50 %
-Dedak 17 %
ASK 204-36
ASK 204-36
PT.SIERAD PRODUCE TBK |
PAKAN KONSENTRAT TEPUNG AYAM PETELUR DEWASA
(18 MINGGU KE ATAS)
ANALISA
Kadar air max 10 %
Protein min 36 %
Lemak min 3 %
Serat max 10 %
Abu max 38 %
Calsium min 11 %
phosphor min 1 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Tepung ikan,bungkil kedelai,
bungkil
kelapa,tepung daging dan tulang,pollard,bungkil kacang
tanah,
vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
CARA-CARA PENGGUNAAN
-Konsentrat 30 %
-Jagung 40 %
-Dedak 30 %
-Konsentrat 30 %
-Jagung 40 %
-Dedak 30 %
MD 204-36 PLUS
MD 204-36 PLUS
PT.SIERAD PRODUCE TBK |
PAKAN KONSENTRAT TEPUNG AYAM PETELUR DEWASA
(18 MINGGU KE ATAS)
ANALISA
Kadar air max 10 %
Protein min 36 %
Lemak min 3 %
Serat max 10 %
Abu max 38 %
Calsium min 11 %
phosphor min 1 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Tepung ikan,bungkil kedelai,
bungkil
kelapa,tepung daging dan tulang,pollar,bungkil kacang
tanah,
vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
CARA-CARA PENGGUNAAN
-Konsentrat 30 %
-Jagung 40 %
-Dedak 30 %
-Konsentrat 30 %
-Jagung 40 %
-Dedak 30 %
SL 21
SL 21
PAKAN KOMPLIT BUTIRAN AYAM PETELUR
(STARTER)
ANALISA
Kadar air max 13.00 %
Protein 19.00 -21.00 %
Lemak max 3.00 %
Serat max 5.00 %
Abu max 7.00 %
Calsium min 0.90 %
phosphor min 0.60 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Jagung,dedak,tepung ikan,bungkil kedelai,
bungkil
kelapa,tepung daging dan tulang,pecahan gandum,bungkil kacang
tanah,
tepung daun,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
tepung daun,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
CARA-CARA PENGGUNAAN
Diberikan pada anak ayam petelur umur 6-10 minggu
Kamis, 13 Desember 2012
BP 11
BP 11
PT.CHAROEN PHOKPHAND INDONESIA |
PAKAN KOMPLIT BUTIRAN AYAM PEDAGING
ANALISA
Kadar air max 13.0 %
Protein 21.0-23.0 %
Lemak max 5.0 %
Serat max 5.0 %
Abu max 7.0 %
Calsium min 0.9 %
phosphor min 0.6 %
BAHAN BAHAN YANG DIPAKAI
Jagung,dedak,tepung ikan,bungkil kedelai,
bungkil
kelapa,tepung daging dan tulang,pecahan gandum,bungkil kacang
tanah,tepung,daun,canola,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral.
CARA-CARA PENGGUNAAN
Diberikan pada anak ayam pedaging umur 1-21 hari
Rabu, 12 Desember 2012
SLC cargill
SLC cargill
PT.CARGILL INDONESIA |
ANALISA
Kadar air max 10 %
protein min 36 %
Lemak min 3 %
Serat max 6 %
Abu max 36 %
zinc bacitracin 10-150 ppm
BAHAN-BAHAN YANG DI PAKAI
Ransum ini terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi yang
tersusun dari sumber protein dan hewani,sumber energi,
minyak nabati serta berisi vitamin dan mineral yang di butuhkan
untuk ayam petelur yang sedang berproduksi
CARA-CARA PENGGUNAAN
-slc 30 %
-jagung 40 %
-dedak 30 %
Selasa, 11 Desember 2012
SLC 22
SLC 22
PT.CHAROEN PHOKPHAND |
KONSENTRAT TEPUNG AYAM PETELUR DEWASA
ANALISA
Kadar Air max 12.0 %
Protein 27.00-29.00 %
Lemak min 2.00 %
Serat max 10.00 %
Abu max 15.00 %
Calsium min 3.00 %
Phospor min 1.20 %
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Tepung ikan,bungkil kedelai,bungkil kelapa,tepung daging dan tulang
pecahan gandum,bungkil kacang tanah,canola,tepung daun,
vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral
CARA-CARA PENGGUNAAN
Ayam petelur muda umur 9-14 minggu dengan perbandigan campuran
-Konsentrat 30 %
-Jagung 45 %
-Dedak 25 %
Senin, 10 Desember 2012
RK 24 AA+
RK 24 AA+
PT.CHAROEN PHOKPHAND INDONESIA |
KONSENTRAT TEPUNG AYAM PETELUR DEWASA
Kadar Air max 12.0 %
Protein 34.0-36.0 %
Lemak min 3.0 %
Serat max 8.0 %
Abu max 30.0 %
Calsium min 10.0 %
Phosphor min 1.1 %
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
Tepung ikan,bungkil kedelai,bungkil kelapa,tepung daging
dan tulang,pecahan gandum,bungkil kacang tanah,canola,
tepung daun,vitamin,calcium,fosfat dan trace mineral
CARA-CARA PENGGUNAAN
Diberikan setelah produksi telur mencapai 2% sampai usia 50 minggu
(puncak produksi telur) dengan perbandingan:
-Jagung 50 %
-Dedak 17 %
Sabtu, 08 Desember 2012
Apa Penyebab Produksi Telur Ayam Turun Drastis ?
Yang sekarang sedang ‘nge-trend’, penyakit utama penyebab turunnya produksi telur ayam layer, “Adalah AI dan ND,” ungkap peternak ayam petelur di daerah elit segitiga emas Pondok Indah-Bintaro-Bumi Serpong Damai Tangerang dan Jakarta Ricky Bangsaratoe. Terhadap AI (Avian Influenza) dan ND (New Castle Disease) ini, peternak sudah sangat familiar.
Sementara
itu Drh Ratriastuti Koordinator Produksi dan Laboratorium Unit Barat
(Jawa Barat, Banten, Lampung dan Sumatra Barat) PT Primatama
Karyapersada (PKP) Layer mengungkap kasus pada banyak peternakan yang
dijumpai adalah ND, IB (Infectious Bronchitis), juga Coryza. “Kemungkinan AI juga ada tapi belum dikonfirmasi laboratorium,” katanya seraya ada juga yang dicurigai ke AE (Avian Enchephalomyelitis).
Semua
kasus itu menurut Drh Ratri menyebabkan penurunan produksi telur,
bahkan ada yang sampai 20-30 persen. Manifestasi yang dijumpai
bermacam-macam, seperti ada yang kerabang telurnya lembek, tidak bulat
telur, pucat, pipih, mudah pecah, albumin bagian luar dan dalam sangat
encer dan lain-lain. Dari semua kasus yang dijumpai ia mengaku angka
kematian sudah jarang ada. Namun, “Penurunan produksi telur itu pasti,”
katanya.
Ratriastuti menambahkan terhadap
penyakit yang menyebabkan turunnya produksi telur itu diagnosa sering
dikacaukan oleh begitu banyak persamaan manifestasi antara satu penyakit
dengan penyakit lain. Pemeriksaan laboratorium, termasuk dengan titer
antibodi, di sini pun mengambil peran dalam pemastian diagnosa.
Ditambahkan
oleh Senior Manager Animal Health Kemitraan Jawa Timur PT Sierad
Produce Drh Andy Tristijanto, penyebab turunnya produksi telur layer
memang banyak. Penyakit-penyakit itu mulai dari penyakit viral (AI, IB,
ND, EDS), penyakit bakterial (CRD) bahkan bisa mikotoksin.
Kemudian
Direktur CV Bintang Mandiri Tasikmalaya Drh Teguh Budi Wibowo pun
mengungkap beberapa penyakit yang dapat menurunkan produksi telur
biasanya disebabkan oleh virus yaitu New Castle Disease, Avian
Influenza, Infectious Bronchitis, Egg Drop Syndrome, dan lain lain.
Katanya, “Faktor penyebab seperti ini dalam bahasa kedokteran hewan
biasa disebut causa prima-nya adalah virus.”
Adapun
sesungguhnya, hampir semua penyakit unggas khususnya ayam petelur, akan
berpengaruh pada produksi telur. “Tapi di sini ada perbedaan persentase
dan signifikansi yang besar,” kata seorang narasumber yang tidak mau
disebutkan namanya.
Senada dengan pendapat itu,
Drh Surya Al Qamar dari FKH Unsyiah Banda Aceh mengatakan, sebenarnya
hampir semua penyakit unggas menyebabkan penurunan produksi. Karena,
ujarnya, “Ayam menjadi stres dan keseimbangan fisiologisnya terganggu
termasuk keseimbangan dan pengaturan fungsi bertelur.”
Drh
Surya menegaskan, untuk ayam petelur diperhatikan 2 masalah utama yaitu
penyakit (infeksi atau non-infeksi) dan juga penurunan produksi karena
malnutrisi (termasuk kesalahan pengaturan asupan gizi).
Hal
yang sama juga diamini oleh Drh Heri Setiawan dari PT Wonokoyo Jaya
Corporindo Surabaya Jawa Timur. “Penyebab utama turunnya produksi telur
ayam petelur terbagi menjadi dua, yakni faktor infeksius (penyakit
menular: AI, ND, IB, EDS’76, Fowl Cholera, CRD, Ascariasis dan
lain-lain) dan faktor non infeksius (defisiensi vitamin, asam amino,
mineral, intoksikasi, Aflatoksikosis dan lain-lain),” paparnya.
Selain
itu, persentase dan signifikansi berbagai penyakit hendaknya dilihat
sesuai dengan kenyataan lapangan. Ternyata penyakit penyebab turunnya
produksi telur memang banyak. Meski, “Kalau dirunut dari nama penyakit
ya tentunya EDS (Egg Drops Syndrom). Namanya saja sudah jelas,”
kata narasumber lain yang tidak mau disebutkan namanya itu seraya
berharap hal ini jangan dilihat dari aspek perdagangan obat hewan.
Langganan:
Postingan (Atom)